Sebuah pesan singkat masuk ke ponselku. Dari ustadz Udin, kubaca kalimat demi kalimat yang intinya memintaku untuk berangkat ke acara pelatihan jurnalistik ke Sragen mewakili teman - teman Kalijambe. Tadi pagi sayapun bersiap untuk berangkat. Tak lupa membawa kamera dengan baterai "power full" agar tak kehabisan tenaga ditengah acara, karena informasinya selain materi dasar - dasar jurnalistik juga ada materi foto jurnalistik. Sayapun menari - nari di atas motor sepanjang jalan Tanon sampai Pungkruk Sidoharjo berkolaborasi dengan debu yang diterpa angin mengikuti irama alunan deru mesin kendaraan. Ah....saya rasa ini bukan tarian yang lembut bagai Bedhaya Ketawang nan anggun, yang bercerita tentang jalinan asmara antara raja Mataram dan ratu kidul dalam mitologi Jawa. Ini lebih seperti "break dance" atau setidaknya laksana bermain game level 6 agar tidak "kejeglong" lubang.
Tepat pukul 09.00 WIB, sayapun tiba di lokasi acara. Tepatnya di warung makan Hiks ANGKRINGAN 77 Sragen. Selaksa tanya dalam dada, kok masih sepi? Bukankah harusnya saya datang terlambat? Tempat sudah benar, tanya mbak penjaga katanya tidak tahu? Buka ponsel,sms ustadz Udin. Belum dijawab, mungkin beliau sedang tidak bawa hp? Kembali cek inbok, "astaghfirullah.....,acaranya baru besuk Ahad tanggal 1 Mei, artinya saya datang sepekan sebelum acara. Ya sudahlah...saya yang agak kurang cermat membaca pesan ustadz Udin. Biasanya taklimat itu datangnya mendadak, misal acara Ahad, satu atau dua hari sebelumnya baru dikabari. Hanya berharap saja dapat "door prize" sebagai peserta yang datang paling awal. he,he......! Daripada pulang tak bawa ilmu, saya coba telfon ustadz Solikhin Abu Izzudin, itu penulis buku "ZERO TO Hero" yang rumahnya tak jauh dari tempat acara untuk sekedar sharing. Ternyata beliau sedang ke Kebumen. Akhirnya lanjut pulang, tak lupa jepretkan kamera ke alun - alun Sragen yang ada air mancurnya itu.
Bicara soal hiks atau angkringan, malam Ahad sepekan kemarin, saya sempat membersamai ustadz Ipul saat acara ngehiks bareng di halaman DPD PKS Sragen. Kebetulan beliau jadi moderator acara malam itu. Joke - joke segar beliau yang bersuara merdu ini mengalahkan segarnya es teh dan susu segar yang terhidang. Bu Yuni, pak Dedy, pak Hadi Santosa dan para warga yang hadir sangat terhibur. Walau tentu juga ada dialog yang serius tentang Sragen. Mudah - mudahan setelah beliau dilantik menjadi bupati dan wakil bupati bisa amanah dan senantiasa terjalin komunikasi yang baik dengan warga Sragen.
Masih teringat beberapa tahun silam saat teman- teman Kalijambe ngehiks bareng pak Dedy, yang waktu itu masih ketua DPD PKS Sragen dan pak Hadi Santosa yang baru saja menggantikan ustadz Haris menjadi anggota dewan provinsi di hiks susu segar timur perempatan Kalijambe. Ada cerita tentang soal makan gorengan dari pak Dedy dan jagongan khas rakyat lainnya. Masih banyak yang ingin saya tuliskan, tapi sementara ini dulu ya? Kan belum ada pelatihan jurnalistiknya? Tulisan ini bukan berita yang sesuai kaidah penulisan jurnalistik, hanya cerita sore aja. Jangan sebut sebagai curhat, karena terlalu lebay meminjam istilah ustadz Ipul. Wallahu'alam bi showab.
Posting Komentar