Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakhatuh... AHLAN WA SAHLAN,

sahabatku, mohon maaf jika ada khilaf dalam penulisan blog ini.
Home » » MEMBERI DENGAN PEMBERIAN

MEMBERI DENGAN PEMBERIAN

Written By Rudiya Oktar on Senin, 27 April 2020 | 02.43



Oleh :Rudiya Oktar

Tulisan ini saya persembahkan bagi yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk berbagi. Apalagi ini Ramadhan, tentu kita sedih jika tak mampu bersedekah. Bukan tak ingin, tapi  memang demikian keadaannya. Apalagi saat ada  pendemi seperti ini, krisis dimana-mana. Jangan berkecil hati kawan, ada seribu jalan yang bisa kita tempuh.

Masih ingat dengan wadah kosong yang kami beli dari uang discount meja lipat kemarin? Ya..., ternyata masih ada sisa. Kemudian saya berfikir, jangan protes saya sering ulang kalimat itu. Diksi yang buruk mungkin? Tapi nggak apa-apa, "cogito ergo sum" saya berfikir, maka saya ada, begitu kata Descartes. Saya lihat story WA, ada iklan jambu merah dari Brownis Al Khansa, tetangga yang beberapa hari lalu pindah tempat tinggal. Murah dan banyak mengandung vitamin C, baik untuk tubuh pikir saya lagi. Saya belikan uang sisa tadi, dapat 3 kg. Saya ingat, masih punya gula cair. Jambu dan gula, bisa dibikin jus. Soal gula cair ini juga ada kisahnya. Sebagai konstituen dhuafa, saya dapat kiriman paket sembako dari ustadz Syaiful Arif, caleg ganteng yang belum ditakdirkan jadi wakil rakyat di pemilu kemarin. Kabarnya ini untuk bantuan dampak covid-19. Diantar shohib saya, mas Yudi, paket dikemas plastik hitam bertuliskan DPD PKS Sragen. Berisi beras ukhuwah dari pak Hadi Santosa anggota DPRD provinsi Jateng, gula cair, masker, minyak goreng dan mi kering. Alhamdulillah, sebagai dhuafa yang belum tersentuh bantuan pemerintah, saya jadi terharu. Apalagi sudah sekian lama saya tidak bisa berpartisipasi membantu partai ini karena kesehatan saya. Ternyata saya masih dipikirkan. Baik sekali mereka, bukan seperti para politisi umumnya.

 Saya masih ada persediaan beras, nggak banyak, tapi insya'allah cukup. Tak baik rasanya menyimpan beras terlalu lama. Tentu rasanya nanti juga nggak enak. Beras saya berikan lagi ke yang membutuhkan. Masker saya pakai, dan gula saya buka, penasaran. Maklum belum pernah pakai gula cair. Sesuai prediksi saya, ternyata gula itu rasanya manis. Sementara mi kering dan minyak masih kami simpan, siapa tau besuk ada sesuatu yang bisa ditambahkan agar layak dibagikan. Semoga bukan kami sendiri yang sangat membutuhkan. Saat ini baru ada jus jambu yang bisa dibagi, tak banyak, mudah-mudahan jadi ladang amal kebaikan buat semua yang telah berkontribusi demi terwujudnya jus jambu ini. Tak ada yang patut dipamerkan dari hal remeh temeh ini. Karena semua juga hanyalah pemberian. Saya yakin, saudaraku yang masih dalam kekurangan materi, pasti suatu saat juga mendapat pemberian dari orang lain. Jangan berkecil hati selalu menjadi penerima. Apa yang kita terima sebagian bisa kita bagi, maka kitapun bisa menjadi bagian yang memberi. Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat, khususnya bagi saya pribadi dan para pembaca semua.

Kalijambe, Sragen, 27 April 2020
Share this article :

Posting Komentar

MENU LASKAR PENA SUKOWATI

KAPAL MAINAN

KAPAL MAINAN
PEMESANAN 081364021104
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Laskar Pena Sukowati - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger