H. Gatot Pujo Nugroho, AMd, ST.
(lahir di Magelang, Jawa Tengah, 11 Juni 1962; umur 50 tahun) yang
merupakan Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Sumatera Utara, menggantikan
Syamsul Arifin yang terjerat kasus korupsi pada tahun 2011 hingga 2013,
kemudian resmi menjadi gubernur definitif pada 19 Februari 2013. Gatot
yang politikus PKS berduet dengan Syamsul Arifin pada Pemilukada Sumut
2008 dengan tagline Syampurno.
Dalam Pilkada Sumut 2013, ia maju dan menggandeng Bupati Serdang
Bedagai, H.T. Erry Nuradi sebagai wakilnya. Sesuai hasil hitung cepat
sejumlah lembaga survei, pasangan nomor urut 5 yang membawa tagline Ganteng ini memenangkan pilkada satu putaran di angka 32,05 %.
Gatot yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara ini lahir dari pasangan Juli Tjokro
Wardoyo seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan
pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu (Peltu) dan Sulastri
seorang ibu rumah tangga yang dikenal sebagai ketua pengajian kaum ibu
di lingkungannya.
Gatot tumbuh besar di komplek prajurit TNI di Magelang. Selain
terbiasa dididik dengan disiplin tinggi khas keluarga tentara, Gatot dan
saudara-saudaranya juga tumbuh dalam suasana keluarga yang religius.
Kedua orangtuanya, termasuk kakek nenek dari kedua orangtuanya itu,
dikenal sebagai tokoh agama dan panutan di lingkungannya masing-masing.
Suasana keagamaan cukup kental itu yang membuat Gatot sejak kecil
dekat dan punya minat tinggi dengan Keislaman. Sejak duduk di bangku
Sekola Dasar, Gatot sudah terbiasa menjaga sholat lima waktunya. Karena
kedekatannya dengan hal-hal berbau Keislaman itu pula membuatnya
digelari ”Kyai” oleh rekan-rekan sepermainannya. Julukan ”Kyai” itu
masih sering diucapkan teman-temannya sampai dia duduk di bangku Sekolah
Teknik Menengah (STM).
Karena minatnya yang tinggi terhadap Keislaman membuat Gatot sejak
kecil, selain bercita-cita jadi tentara, juga berkeinginan menjadi Ulama
atau Kyai. Tapi karena keterbatasan biaya mengingat ayahnya yang hanya
parajurit biasa memaksa Gatot mengurungkan niatnya. Dia harus menghapus
mimpinya untuk melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Modern Gontor
setamat dari Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Magelang.
Dengan harapan, nantinya bisa langsung bekerja setamat sekolah,
ayahnya meminta Gatot melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Teknik
Menengah (STM) Negeri Magelang. Setelah melewati ujian, Gatot menjadi
satu-satunya siswa SMP Negeria 1 Magelang yang bisa lolos ke STM Negeri
Magelang yang saat itu menjadi favorit.
Menjelang tamat STM, Gatot yang juga punya keinginan besar untuk
menjadi tentara itu berniat mengikuti test Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (AKABRI). Namun karena keterbatasan biaya, lagi-lagi
Gatot harus mengurungkan niatnya. Ayahnya berharap besar dia langsung
bekerja setamat dari STM agar bisa meringankan beban ekonomi keluarga.
Lulus STM, Gatot langsung pun diterima bekerja sebagai tenaga
lapangan di salah satu perusahaan kontraktor. Dia pun akrab dengan
pekerjaan kasar, bersentuan dengan batu, semen, pasir dan lainnya. Kulit
kakinya yang kasar dan berlubang-lubang karena pekerjaan kasar yang
ditekuninya itu membuatnya harus tersingkir di test bidang kesehatan
saat mencoba melamar untuk Sekolah Calon Bintara (SECABA) Angkatan Darat
(AD).
Setahun bekerja sebagai tenaga lapangan kontraktor, Gatot mendapat
info adanya program beasiswa penuh pendidikan D3 Institut Teknologi
Bandung (ITB) untuk instruktur di Politeknik yang akan didirikan di
berbagai daerah di Indonesia. Karena tak akan dipungut biaya pendidikan, Gatot ikut test dan
akhirnya dinyatakan lulus. Kelak setamat mengikuti program D3 ITB
tersebut, Gatot ditempatkan sebagai staf pengajar di Politeknik
Universitas Sumatera Utara (USU) sejak 1986. Bersamaan dengan
penempatannya di Medan itu lah, Gatot pindah ke Medan sampai saat ini.
Pendidikan di ITB
Semasa kuliah di program D3 ITB tersebut, Gatot mulai bersentuhan
dengan aktivitas masjid kampus. Dia aktif di Masjid Salman ITB dan juga
Masjid Taqwa yang ada di lingkungan kostnya di Komplek TNI AD di Geger
Kalong, Bandung. Kebetulan Masjid Taqwa tersebut persis berada di depan
rumah dai kondang KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Di masa itu,
Gatot dan Aa Gym berinteraksi cukup dekat dengan bersama-sama aktif
menghidupkan Masjid Taqwa tersebut dengan berbagai kegiatan.
Setelah ditempatkan di Politeknik USU, Gatot pun aktif di masjid
kampus, yakni Masjid Dakwah USU. Aktivitas dakwah di kampus itu lah yang
terus berlanjut sampai kemudian Gatot pun terlibat aktif dalam dakwah
bersama PKS. Seperti yang suduh jamak diketahui, PKS merupakan partai
yang dilahirkan para mahasiwa yang aktif dalam dakwah di kampus-kampus
se-Indonesia.
Di tengah semangat dakwah pula Gatot menemukan pasangan hidupnya
Sutias Handayani yang juga aktivis dakwah kampus. Mereka dijodohkan oleh
guru mengajinya masing-masing dan melangsungkan pernikahan pada 10 Mei
1990. Sampai saat ini mereka telah dikaruniai lima anak yang kesemuanya
puteri. Dua dari lima anak mereka saat ini menempuh pendidikan di
Pesantren Kuningan, Jawa Barat.
Karir Politik
Seiring waktu intensitas kegiatannya di partai semakin tinggi.
Puncaknya ketika dia dipercaya menduduki jabatan sebagai plh ketua DPW
PKS Sumut pada tahun 2005 ketika ketua yang lama yakni Ustadz Muhammad
Nuh terpilih duduk di legislatif. Saat itulah Gatot memilih mengundurkan
diri dari Politeknik USU.
Begitulah,
selanjutnya ia diminta menjadi calon wakil gubernur Sumatera Utara
mendampingi Syamsul Arifin. Jabatan Ketua DPW PKS pun seketika ia
serahkan kepada Musthofa Ismail.
Pasangan yang popular di sebut Syampurno ini akhirnya tampil sebagai
pemenang dalam pemilukada gubernur langsung pertama oleh rakyat di tahun
2008. Pasangan berslogan, “Rakyat tidak sakit, rakyat tidak lapar dan
rakyat tidak bodoh,” yang dilantik 16 Juni 2008 sayangnya kandas di
tengah jalan.
Gatot Pujo Nugroho diangkat menjadi penjabat (Pj.) Gubernur Sumatera
Utara (Gubsu) terhitung sejak 21 Maret 2011. Berdasarkan Keputusan
Presiden (Keppres) No.15/P Tahun 2011 tertanggal 21 Maret 2011.
Keppres No.15/P Tahun 2011 tersebut diserahkan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri
(Sekjen Kemendagri) Diah Anggraeni, kepada Gatot Pujo Nugroho di Kantor
Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (24/3/2011).
Pengangkatan sebagai pj gubernur itu karena Gubernur Syamsul Arifin
berstatus tersangka, dalam kasus korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Lngkat. Syamsul ditahan Komisi Pemberantasan
Korupsi dan dititipkan di Rutan Salemba.
Menjelang Pemilukada 7 Maret 2013, sidang paripurna DPRD Sumatera
Utara (27/11/2012) menyetuji pengajuan Wakil Gubernur Sumatera Utara,
Gatot Pujo Nugroho menjadi gubernur definitif. Sidang ini sebagai tindak
lanjut dari pemberhentian Syamsul Arifin sebagai Gubernur Sumatera
Utara.
Posting Komentar