skip to main |
skip to sidebar
UNTUK SAHABATKU ALI
Oleh : Rudiya Oktar
Ada rahasia terdalam dihati Ali yang dikisahkannya kepada penulis pada
suatu hari. Sebuah kisah tentang pencarian cinta sejati seorang anak
manusia. Kisah yang mengharu biru laksana ombak yang merindukan pantai.
Bagai nelayan yang segera ingin merapat ke dermaga hati yang sangat
dirindukannya. Jika selama ini kisah Romeo dan Juliet begitu melegenda,
ataupun kisah Laela yang menjadi majnun karena cinta, sungguh aku merasa
kisah sahabatku ini jauh melegenda dibanding keduanya jikalau ada
seorang penulis yang mau mengisahkannya. Dan kisah itu bukanlah untaian
kisah sinetron ataupun roman - roman picisan, dia adalah kisah sejati di
alam jiwa.
Namun, di hari yang lain....
Wajah Ali sudah
berubah, sekilas ada binar keceriaan disana. Mungkin ia telah menemukan
dermaga yang selama ini dicarinya. Hingga ombak badai dan gelombang yang
menerjang ibarat tarian anak - anak TK di pentas tujuh belasan. Dan
batu - batu karang hanya terlihat seperti kerikil kecil saja. Benar
dugaanku, ia telah menemukan apa yang dicarinya selama ini. Mungkin
dikala sendiri ia akan melantunkan nasyid "Selama ini kumencari - cari
teman yang sejati buat menemani perjuangan suci. Bersyukur kini pada-Mu
Ilahi. Teman yang dicari selama ini telah kutemui....................".
Indah tak terperi romantika cinta itu untuk dikisahkan. Dan memang
begitulah adanya cinta, duka dan nestapa selalu saja mengiringi
perjalanannya.
Gonjang - ganjing rencana kenaikan harga BBM
(Bahan Bakar Minyak) oleh pemerintah, tak menyurutkan langkah pemuda
bernama Ali itu. Kemarin, Ahad 16 Juni 2013, dengan gagah berani menuju
dermaga harapan, ia jemput bidadarinya yang tak lain adalah ukhty Isna.
Ia ucapkan akad nikah dengan sangat lancar, begitu pengakuannya sore
itu. Sayang, saya tak bisa mendengar dan menyaksikannya secara langsung.
"Apabila ada cinta di hati yang satu, pastilah ada cinta dihati yang
lain" Baarakallahu laka wa baaraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii
khair. Selamat menempuh hidup baru buat mas Ali dan mbak Isna, semoga
menjadi keluarga SAMARA dan semoga segera mendapat momongan. Aamiin
Rudi / Ismiyatul K / M. Fadhlan Makarim
Seuntai do'a yang tertulis diselembar kertas, kami kirimkan sore itu.
Mendung yang menggelayut tak sanggup menghalangi kami untuk segera
melihat kebahagiaan pemuda Ali dan belahan jiwanya.
Posting Komentar