Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakhatuh... AHLAN WA SAHLAN,

sahabatku, mohon maaf jika ada khilaf dalam penulisan blog ini.
Home » » BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Written By Rudiya Oktar on Senin, 01 April 2013 | 22.23




I. PENDAHULUAN
Jamur merupakan tanaman yang berinti, berspora, tidak berklorofil berupa sel atau benang-benang bercabang. Karena tidak berklorofil, kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain yang telah mati
Jamur tiram bila kita budidayakan akan mendapat manfaat berganda. Selain rasanya lezat mengandung gizi yang cukup besar manfaatnya bagi kesehatan manusia sehingga jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu sehari- hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen Sains Kementrian Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur tiram atau Oyster mushroom adalah protein 5,94 %; karbohidrat 50,59 %; serat 1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 ing vitamin C.
Dari hasil penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta kekurangan gizi.Secara social budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secara ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam upaya peningkatan gizi masyarakat 

II. SYARAT TUMBUH 

                Tempat tumbuh Jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organic yang ada didalamnya. Untuk membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis.
Kayu atau serbuk kayu yang berasal dari kayu berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih baik dibandingkan dengan kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak mengandung getah, sebab getah pada tanaman dapat menjadi zat ekstraktif yang menghambat pertumbuhan misellium. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan serbuk kayu sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu serbuk kayu yang digunakan ticlak busuk dan tidak ditumbuhi jornur jenis lain.Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Kegunaan penambahan bekatul dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein. Disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain seperti kapur ( Calsium carbonat ) sebagai sumber mineral dan pengatur pH meter
Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik Penambahan air yang tidak bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan mikroorganisme

Tingkat keasamon ( pH)
Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur ( Calsium carbonat )

Suhu udara
Pada budidaya jamur tiran suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembabon 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.
Cahaya
Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa sinar, Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran ? 60 - 70 %

III. TAHAPAN DALAM KEGIATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
1.      Persiapan Media Tanam
Sebelum dilakukan penanaman ( inokulasi ) bibit kedalam media tanam, perlu dilakukan persiapan-persiapan antara lain:
รผ  Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan.
รผ  Mencampur serbuk kayu dengan bahan-bahan lain seperti bekatul, tepung jagung dan kapur sampai merata ( homogen ) kemudian diayak.
รผ  Menambah air hingga kandungan air dalam media menjadi 60?-65 % lalu tentukan pH-nya dengan kertas lakmus.
รผ  Memasukkan media tanam kedalam kantung plastik polypropilene dan memadatkannya lalu bagian atas kantung plastik diberi cincin paralon kemudian dilubangi 1/3 bagian dengan kayu dan ditutup dengan kertas lilin serta diikat dengan karet pentil.
รผ  Melakukan sterilisasi pada suhu 95 OC selama 7 - 8 jam
รผ  Mendinginkan media tanam selama 8 - 12 jam dalam ruangan inokulasi
2.      Penanaman ( Inokulasi)
รผ  Inokulasi dilakukan setelah media tanam dingin dengan suhu antara 22 - 28 OC.
Menyiapkon alat dan bahan yang diperlukan dalam proses penanaman                     ( inokulasi ).
รผ  Sterilisasi semua alat dan bahan yang akan digunakan
รผ  Membuka penutup/ kertas lilin dan memasukkan bibit dari dalam botol kedalam media tanam dengan menggunakan stik inokulasi.
รผ  Menutup kembali penutup/kertas lilin dan mengikat dengan karet pentil.
รผ  Memindahkan media tanam yang telah ditanami bibit tersebut kedalam ruangan inkubasi sampai tumbuh misellium jamur, Lamanya penumbuhan misellium jamur antara 45 - 60 hari.
รผ  Setelah misellium memenuhi kantong plastik dipindahkan ke ruang produksi dengan membuka tutup kontong plastik dan menyemprot air secara teratur
3. Panen
Setelah 10 - 15 hari kemudian dapat dipanen untuk pertama kali, panen berikutnya setiap dua hari sekali secara teratur selama 6 bulan.

Analisa Usaha Tani Jamur Tiram ( 5.000 Polybag )
I.  Biaya operasional
a. Biaya langsung
* 5.000 polybeg @ RP. 1250,-   = Rp. 6.250.000,-
* Tenaga kerja ( perawatan ,panen) = Rp.3.000.000,-
b. Biaya tak langsung
Kumbung ( Rumah jamur ) = Rp. 6.000.000,-  Ukuran 7 x 20 m
Tak terduga    = Rp.     500.000,-
TOTAL = Rp. 15.750.000,-
II. Penerimaan        Rp. 18.000.000,-
Periode I Tiap polybog panen 400 gr Harga RP. 9000/ kg
Jadi : 400 x 5.000 = 2.000 kg x Rp. 9.000
Periode I : Rp. 18.000.000 - Rp.15.750.000 = Rp. 2.250.000
Periode II : Rp.18.000.000 - Rp 9.750.000 = RP. 8.250.000
Periode III : Rp.18.000.000 - Rp 9.750.000 = RP. 8.250.000
Periode IV : Rp.18.000.000-Rp 9.750.000 = RP. 8.250.000
Bahan-bahan Baku Media Tanam Jamur Tiram
Media merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan budidaya jamur. Pemilihan bahan yang cocok bagi pertumbuhan merupakan kunci sukses.
Jamur pangan pada umumnya tumbuh pada media kayu walaupun ada Namur yang dibudidayakan di atas jerami yaitu jamur merang. Oleh karena itu, bahan pokok yang digunakan untuk budidaya jamur kayu yaitu serbuk gergaji kayu.
Berikut ini uraian komposisi media jamur tiram putih:
Serbuk Kayu
Bahan ini merupakan bahan dasar pembuatan media tanam (baglog). Serbuk kayu mengandung beragam zat didalamnya yang dapat memacu pertumbuhan atau sebaliknya. Zat-zat yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh yaitu karbohidrat serat dan lignin. Sedangkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan yaitu zat metabolit sekunder atau yang umum dikenal sebagai getah dan atsiri. Dengan demikian serbuk kayu yang yang digunakan hendaknya dari pohon tidak bergetah seperti albasia, randu, meranti dan lain-lain.
Serbuk kayu di Indonesia mudah diperoleh pada pabrik-pabrik penggergajian kayu. Bahan ini sangat melimpah dan belum banyak dimanfaatkan walaupun memiliki kegunaan lain seperti pembuatan papan partikel, gerabah atau genting.
Pemilihan serbuk kayu perlu memperhatikan kebersihan dan kekeringan. Selain itu serbuk kayu yang akan digunakan haruslah masih segar. Serbuk kayu yang telah lapuk atau busuk ada kemungkinan membawa kontaminan seperti bakteri atau cendawan lain.
Serbuk kayu yang berasal dari kayu keras seperti albasia dan meranti sangat baik untuk mempertahankan bentuk baglog agar tidak berubah. Serbuk kayu yang tercampur oleh minyak atau oli perlu dihindarkan karena akan menghambat bahkan membunuh hifa-hifa jamur.
Kapur
Kapur merupakan bahan baku sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk mengatur tingkat kemasaman (pH) media. Kapur yang digunakan yaitu kapur pertanian (CaCO3). Kandungan kalsium dan karbonnya sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur dan sebagai penyumbang nutrisi pada saat jamur dikonsumsi.
Bekatul
Bekatul merupakan hasil sisa dari penggilingan padi. Apabila diamati bekatul terdiri dari bubuk dan butiran kecil akibat dari pengupasan kulit padi, selain itu bekatul mengandung serbuk kulit padi. Bahan ini telah umum digunakan pada industri peternakan sebagai pakan.
Pada media jamur penggunaan bekatul dimaksudkan sebagai sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Selain itu vitamin B1 dan B2 juga terkandung didalamnya. Bekatul yang digunakan dapat berasal dari berbagai jenis padi dan yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan harus yang masih baru dan belum bau / tengik
Gips
Gips atau CaSO4 digunakan sebagai sumber kalsium (Ca) dan berguna untuk memperkokoh media baglog. Dalam keadaan kokoh media tidak akan cepat rusak. Namun penggunaan gips disebut-sebut tidak organik dan tidak sehat mungkin karena mengandung senyawa SO4, oleh karena itu gips mulai ditinggalkan oleh petani jamur.
Pupuk
Pemberian pupuk juga merupakan pilihan. Pupuk yang biasa diberikan yaitu urea dan SP-36. pemberian pupuk dimaksudkan sebagai nutrisi pertumbuhan jamur dan dapat mempercapat pemanenan. Selain itu ukuran rata-rata jamur yang dihasilkan lebih besar. Kelemahan hasil jamur yang menggunakan pupuk yaitu jamur menjadi lebih rentan kerusakan seperti perubahan warna dan masa simpan lebih singkat. Hal ini disebabkan karena kadar air dalam jamur menjadi lebih banyak.
Penggunaan pupuk di luar negeri seperti Taiwan dan Malaysia akhir-akhir ini mulai ditinggalkan. Mereka mulai merubah dan memperlengkap nutrisi bahan media dengan biji-bijian dan bahan organik lainnya. Mereka yakin bahwa jamur yang bernilai gizi tinggi akan lebih sehat tanpa menggunakan pupuk.

Jamur tiram putih dengan nama latin Pleurotus ostreatus merupakan jamur kayu yaitu jamur yang tumbuh di kayu. Jamur ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena dapat dimakan dan memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh.
Akhir-akhir ini komoditi jamur konsumsi semakin dilirik untuk dikembangkan. Dengan memodifikasi lingkungan tumbuh dan medianya jenis-jenis jamur ini dapat hidup dengan baik dan mendatangkan keuntungan.
Secara budidaya, kita tidak mungkin menanam pada batang kayu karena akan sangat merepotkan. Oleh karena itu media jamur tiram dibuat untuk mempermudah, memaksimalkan kualitas dan kuantitas produksi. Media itu kemudian dibuat dalam kantung-kantung plastik berisi serbuk kayu yang telah dilengkapi komposisi tambahan (baglog). BAG = kantung dan LOG = kayu berbentuk log atau silinder
Berikut merupakan media tanam yang dapat digunakan:
Komposisi I
Serbuk gergaji
:
100kg
Bekatul
:
10kg
Kapur
:
0.5kg
Tepung Jagung
:
0.5kg
Air Sumur
:
45-60% volume
TSP
:
0.5kg
Gipsum
:
0.5kg
Komposisi II
Serbuk gergaji
:
30krg
Bekatul
:
45kg
Kapur
:
12kg
Tapioka
:
15kg
Air Sumur
:
45-60% volume
Hal penting yang menentukan keberhasilan media yaitu jenis kayu. Serbuk kayu albasiah atau sengon sangat baik untuk media. Namun jangan sekali-kali memakai kayu pinus karena dapat dipastikan tidak akan tumbuh. Secara sederhana hindari penggunaan kayu yang bergetah.
Kedua komposisi tersebut dapat digunakan dan sifatnya tidak mutlak. Biasanya masing-masing pembudidaya memiliki komposisi dan idealisme berbeda.
Komposisi pertama memiliki kelebihan yaitu mempercepat pertumbuhan jamur, hasilnyapun rata-rata lebih besar dari komposisi kedua. Keunggulan ini karena pengaruh dari pemberian TSP yang dapat memacu pertumbuhan misellium.
Akan tetapi komposisi pertama memiliki kelemahan yaitu jamur yang dihasilkan lebih berair / lebih lunak sehingga tidak dapat bertahan lama. Hasil komposisi pertama bila dikeringkan rendemennya lebih kecil dibandingkan komposisi kedua.
Kelemahan yang kedua yaitu jenis media ini membuat jamur yang dihasilkan tidak organik. Kesadaran masyarakat akan hidup sehat semakin tinggi, kasyarakat vegetarian akan lebih menghargai keorganikan hasil komposisi kedua. Jamur tidak organik lambat laun akan kalah saing bila bertarung di pasar modern dan tentu saja hal ini membatasi ruang gerak pemasaran.


Anda ingin membuat bibit F1 atau bibit F2 jamur tiram? sebetulnya cara pembuatannya sangat mudah, tidak jauh berbeda dengan membuat baglog jamur tiram. Aku yakin kalau Anda sudah bisa membuat baglog jamur tiram, pasti membuat bibit F1 jamur tiram juga akan mudah.
Hal yang perlu Anda ketahui sebelum membuat bibit jamur tiram yaitu bahwa bibit sangat menentukan tahap-tahap selanjutnya. Bila Anda membuat bibit F1 jamur tiram, maka tahap pembuatan F2 jamur tiram, pembuatan baglog jamur tiram atau bahkan perawatan saat growing dipengaruhi kualitas bibit F1 jamur tiram tersebut.
Tentu menulis artikel “Pembuatan Bibit F1 dan bibit F2 Jamur Tiram” ini sangat mudah bila dibandingkan praktek membuat bibit jamur itu sendiri. Jadi Aku Harap Anda tetap berlatih mengasah keterampilan inokulasi Anda. Jangan protes kalau tidak bisa yah.. :)
Baiklah, aku mulai prosedur pembuatan bibit jamur tiramnya:
Langkah awal, persiapkan dulu alat-alatnya. Standarnya, alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat bibit jamur tiram yaitu Autoklaf, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), tabung dan gelas ukur, alat-alat tanam, bunsen dan keranjang-keranjang. Alat-alat ini ideal untuk membuat bibit, tapi tentu saja harganya selangit…
autoklaf, autoclave, alat sterilisasi, sterilisasi bibit, alat autoklaf
Autoklaf
Aku coba baca isi pikiran Anda… Aha… Anda ingin yang skala rumah tangga yah?? Baiklah, Berikut ini alat-alat yang bisa digunakan untuk membuat bibit jamur skala rumah tangga:
1.        Presto, alat ini sebagai penganti autoklaf. sebenernya kalau Anda bisa beli autoklaf bekas, tetap akan lebih baik memakai autoklaf.
2.        Enkas atau wadah kaca, alat ini sebagai pengganti LAFC. Mudah kok cara membuatnya. Anda bisa gunakan akuarium sebagai enkas. Atau bila Anda pernah punya anak atau lihat bayi tetangga yang baru lahir tentu tahu baby box yang di rumah sakit untuk bayi prematur, buatlah desainnya seperti itu.
3.        Tabung dan gelas ukur, kalau yang ini tidak bisa diganti yah, beli saja 1 atau 2 sudah cukup untuk selamanya (kalau tidak pecah hehehe…). Tabung gelas ini digunakan untuk menakar bahan, tapi… tampaknya alat-alat ini tidak diperlukan untuk pembuatan bibit F1 dan F2 jamur tiram deh. Kalau membuat bibit PDA sih iya… hehehe… ya anggap saja pengetahuan :)
4.        Alat-alat tanam, ini juga mutlak diperlukan! tapi cuma perlu sudip saja kok untuk membuat bibit jamur tiram. Jika Anda sudah bisa membuat baglog jamur tiram tentu punya alat ini.
5.        Lampu spiritus, alat ini sebagai penganti bunsen. Bunsen berfungsi untuk mensterilisasi spatula sebelum penetrasi ke dalam botol saat memindahkan bibit dari bahan tanam ke media calon bibit jamur tiram. Sebenarnya bunsen itu ya lampu spiritus, tapi harganya bisa 35-40rb per pcs kalau beli di toko kimia. Kalau membuat sendiri lampu spiritus dari botol bekas akan lebih murah, bahkan bisa tanpa mengeluarkan biaya…
6.        Keranjang-keranjang, ini opsional saja. Tapi dengan adanya keranjang pekerjaan Anda jadi lebih rapi dan tidak memakan tempat. Pilih keranjang yang sesuai kebutuhan, tidak harus mahal :)
Yup, itulah alat-alat yang harus Anda siapkan sebelum mulai membuat bibit jamur tiram. Silahkan kumpulkan dahulu sebelum aku mulai menulis artikel lagi tentang bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bibit F1 dan F2 jamur tiram. Semoga artikel ini dapat membantu

Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan nutrisi untuk metabokisme dalam tubuh. Nutrisi atau hara yang dibutuhkan yaitu:
v  Karbon (C) bersumber dari karbohidrat sebagai unsur dasar pembentukan sel dan sebagai energi untuk metabolisme. Sumberkarbon diperoleh dalam bentuk monosakarida, polisakarida, selulosa dan lignin (kayu)
v  Nitrogen diperlukan untuk pembentukan protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik. Nitrogen juga berguna untuk mempercepat pertumbuhan
v  Vitamin berfungsi sebagai bahan tambahan atau suplemen sehingga pertumbuhan jamur menjadi lebih baik. Vitamin yang dibutuhkan oleh jamur yaitu vitamin B1 dan B12
v  Mineral sebagai unsur hara mikro yang berguna sebagai pelengkap pada jamur. Kebutuhan mineral sudah tercukupi dari media. Penambahan kapur sebagai pengatur tingkat kemasaman (pH) sekaligus memenuhi kebutuhan mineral yaitu kalsium (Ca)




pada budidaya jamur tiram memang menyebalkan. Banyak uang yang dikeluarkan dan tenaga juga tentunya kalau kontaminasi datang semuanya akan sia-sia saja. tidak peduli tingkatan mana dalam proses pembudidayaan jamur tiram, kontaminasi pasti dapat mengencam. mulai dari pembuatan media PDA, bibit jamur hingga baglog produksi memiliki peluang yang sama.
Cara mengatasi kontaminasi ada beragam, ini tergantung dari masing-masing petani. Ada yang menerapkan pencegahan organik atau kimiawi. Tentu saja yang kimiawi ini perlu dihindari yah…. karena jamur sangat mudah menyerap senyawa kimia dan dapat terakumulasi di dalamnya.
Berikut ini beberapa contoh perilaku yang dilarang saat berbudidaya jamur. Perilaku ini berpotensi menimbulkan kontaminasi, jangan anggap sepele sesuatu yang kecil dan sederhana karena bisa saja jamur tiram di kumbung anda luluh lantak tak bersisa.
1. Mencampur stok media lama dengan yang baru. Anda tidak akan tahu mikroorganisme apa yang sudah bersarang pada media lama.
2. Menggunakan alas kaki dari luar areal bididaya. Bisa saja alas kaki yang anda pakai sebelumnya menginjak atau bersinggungan dengan sumber kontaminsi
3. Menggunakan baju kotor. Pekerja sering ceroboh ketika bekerja di kumbung, mentang-mentang kerja kasar lantas baju yang dikenakan tidak pernah dicuci, alasannya simpel karena pakaian “dinas”… Padahal hal ini berbahaya sekali terutama ketika inokulasi.
4. Makan di areal budidaya. Lah…. tempat makan kan di ruang makan masak di kumbung… atau ruang inkubasi apalagi ruang inokulasi… kacau dah… gimana kalau nasinya tercecer… jadilah biang kontaminasi, jamur oncom tumbuh lalu menyerang seisi kumbung…
5. Berbicara / bersin saat inokulasi. mulut itu sumber bakteri, memang hal ini sangat kecil kemungkinannya mengakibatkan kontaminasi tapi dari hembusan angin dari mulut tertuju langsung ke dalam baglog atau bibit jamur. Akibatnya jamur kontaminan yang ada di udara ikut masuk ke dalamnya.
6. Tidak menggunakan bunsen / api. Jangan mentang-mentang sudah ahli inokulasi jamur tiram, tetap saja makhluk kasat mata berpeluang hinggap di alat tanam lalu masuk ke media saat inokulasi.
7. Menaruh sembarangan alat tanam. ini tentu sudah jelas maksudnya, apalagi kalau alat tanam tidak pernah dicuci.
8. Menggunakan air kotor. Karena malas mengambil air yang agak jauh, main ambil saja air terdekat, padahal bisa saja air itu bekas cuci tangan orang atau lainnya.
9. Membiarkan binatang piaraan bermain di tumpukan media. Wah… bagaimana kalau “pup” di situ yah…
10. Makan jagung sambil memandangi jamur tiram di kumbung.  awas tercecer jagungnya atau lupa sengaja dibuang bonggolnya di pojokan kumbung… bisa bahaya…
10. Menunda memisahkan baglog kontam. kalau anda tahu ada baglog yang kontam, segera pindahkan saja. buat apa dipiara kalau beresiko mengkontaminasi yang lain.
nah demikian itu sebagian kecil hal-hal remeh yang bisa mengakibatkan kontaminasi. sebenarnya perilaku anda atau saya sendiri yang menyebabkan kontaminasi. ayo berbudidaya lebih rapi, bersih dan teratur… :)
Share this article :

Posting Komentar

MENU LASKAR PENA SUKOWATI

KAPAL MAINAN

KAPAL MAINAN
PEMESANAN 081364021104
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Laskar Pena Sukowati - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger