Oleh : Dinas Pertanian Jawa Timur
I. PENDAHULUAN
Jamur
merupakan tanaman yang berinti, berspora, tidak berklorofil berupa sel atau
benang-benang bercabang. Karena tidak berklorofil, kehidupan jamur mengambil
makanan yang sudah dibuat oleh organisme lain yang telah mati
Jamur tiram
bila kita budidayakan akan mendapat manfaat berganda. Selain rasanya lezat
mengandung gizi yang cukup besar manfaatnya bagi kesehatan manusia sehingga
jamur tiram dapat dianjurkan sebagai bahan makanan bergizi tinggi dalam menu
sehari- hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar jamur di Departemen
Sains Kementrian Industri Thailand bebarapa zat yang terkandung dalam jamur
tiram atau Oyster mushroom adalah protein 5,94 %; karbohidrat 50,59 %; serat
1,56 %; lemak 0,17 % dan abu 1,14 %. Selain kandungan ini, Setiap 100 gr jamur
tiram segar ternyata juga mengandung 45,65 kalori; 8,9 mg kalsium: 1,9 mg besi;
17,0 mg fosfor. 0,15 mg Vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2 dan 12,40 ing vitamin C.
Dari hasil
penelitian kedokteran secara klinis, para ilmuwan mengemukakan bahwa kandungan
senyawa kimia khas jamur tiram berkhasiat mengobati berbagai penyakit manusia
seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan kolesterol, anemia,
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan polio dan influenza serta
kekurangan gizi.Secara social budaya, jamur tiram, merupakan bahan pangan
bergizi, berkhasiat obat yang lebih murah dibandingkon obat modern. Secara
ekonomis merupakan komoditas yang tinggi harganya dan dapat meningkatkan
pendapatan petani serta dapat dijadikan makanan olahan untuk konsumsi dalam
upaya peningkatan gizi masyarakat
II.
SYARAT TUMBUH
Tempat tumbuh Jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organic yang ada didalamnya. Untuk membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis.
Kayu atau
serbuk kayu yang berasal dari kayu berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih
baik dibandingkan dengan kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak
mengandung getah, sebab getah pada tanaman dapat menjadi zat ekstraktif yang
menghambat pertumbuhan misellium. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
serbuk kayu sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan
kekeringan, selain itu serbuk kayu yang digunakan ticlak busuk dan tidak
ditumbuhi jornur jenis lain.Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam
campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu
bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih
bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama
disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta
tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan
jamur. Kegunaan penambahan bekatul dan tepung jagung merupakan sumber
karbohidrat, lemak dan protein. Disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan
lain seperti kapur ( Calsium carbonat ) sebagai sumber mineral dan pengatur pH
meter
Media yang
terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air
diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh
dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik Penambahan air yang tidak
bersih dapat menyebabkan media terkontaminasi dengan mikroorganisme
Tingkat keasamon ( pH)
Tingkat
keasaman media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH
terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat.
bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur
tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan
menggunakan kapur ( Calsium carbonat )
Suhu udara
Pada budidaya
jamur tiran suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan
pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk
pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang
memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembabon 60 - 70 %
dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.
Cahaya
Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa sinar, Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran ? 60 - 70 %
Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam, keadaan gelap/tanpa sinar, Sebaiknya selama masa pertumbuhan misellium ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran ? 60 - 70 %
III.
TAHAPAN DALAM KEGIATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
1.
Persiapan Media Tanam
Sebelum dilakukan penanaman (
inokulasi ) bibit kedalam media tanam, perlu dilakukan persiapan-persiapan
antara lain:
รผ Menyiapkan bahan
dan alat yang digunakan.
รผ Mencampur serbuk
kayu dengan bahan-bahan lain seperti bekatul, tepung jagung dan kapur sampai
merata ( homogen ) kemudian diayak.
รผ Menambah air
hingga kandungan air dalam media menjadi 60?-65 % lalu tentukan pH-nya dengan
kertas lakmus.
รผ Memasukkan media
tanam kedalam kantung plastik polypropilene dan memadatkannya lalu bagian atas
kantung plastik diberi cincin paralon kemudian dilubangi 1/3 bagian dengan kayu
dan ditutup dengan kertas lilin serta diikat dengan karet pentil.
รผ Melakukan
sterilisasi pada suhu 95 OC selama 7 - 8 jam
รผ Mendinginkan
media tanam selama 8 - 12 jam dalam ruangan inokulasi
2.
Penanaman ( Inokulasi)
รผ Inokulasi
dilakukan setelah media tanam dingin dengan suhu antara 22 - 28 OC.
Menyiapkon alat dan bahan yang diperlukan dalam proses penanaman ( inokulasi ).
Menyiapkon alat dan bahan yang diperlukan dalam proses penanaman ( inokulasi ).
รผ Sterilisasi
semua alat dan bahan yang akan digunakan
รผ Membuka penutup/
kertas lilin dan memasukkan bibit dari dalam botol kedalam media tanam dengan
menggunakan stik inokulasi.
รผ Menutup kembali
penutup/kertas lilin dan mengikat dengan karet pentil.
รผ Memindahkan
media tanam yang telah ditanami bibit tersebut kedalam ruangan inkubasi sampai
tumbuh misellium jamur, Lamanya penumbuhan misellium jamur antara 45 - 60 hari.
รผ Setelah
misellium memenuhi kantong plastik dipindahkan ke ruang produksi dengan membuka
tutup kontong plastik dan menyemprot air secara teratur
3. Panen
Setelah 10 -
15 hari kemudian dapat dipanen untuk pertama kali, panen berikutnya setiap dua
hari sekali secara teratur selama 6 bulan.
Analisa Usaha Tani Jamur Tiram ( 5.000 Polybag )
I. Biaya operasional
a. Biaya
langsung
* 5.000
polybeg @ RP. 1250,- = Rp. 6.250.000,-
* Tenaga
kerja ( perawatan ,panen) = Rp.3.000.000,-
b. Biaya tak
langsung
Kumbung (
Rumah jamur ) = Rp. 6.000.000,- Ukuran 7 x 20 m
Tak
terduga = Rp. 500.000,-
TOTAL =
Rp. 15.750.000,-
II. Penerimaan
Rp. 18.000.000,-
Periode I Tiap
polybog panen 400 gr Harga RP. 9000/ kg
Jadi : 400 x
5.000 = 2.000 kg x Rp. 9.000
Periode
I : Rp. 18.000.000 - Rp.15.750.000 = Rp. 2.250.000
Periode II :
Rp.18.000.000 - Rp 9.750.000 = RP. 8.250.000
Periode III :
Rp.18.000.000 - Rp 9.750.000 = RP. 8.250.000
Periode IV :
Rp.18.000.000-Rp 9.750.000 = RP. 8.250.000
Bahan-bahan
Baku Media Tanam Jamur Tiram
Media
merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan budidaya
jamur. Pemilihan bahan yang cocok bagi pertumbuhan merupakan kunci sukses.
Jamur pangan pada umumnya tumbuh pada media kayu walaupun
ada Namur yang dibudidayakan di atas jerami yaitu jamur merang. Oleh karena
itu, bahan pokok yang digunakan untuk budidaya jamur kayu yaitu serbuk gergaji
kayu.
Berikut ini uraian komposisi media jamur tiram putih:
Serbuk
Kayu
Bahan ini merupakan bahan dasar pembuatan media tanam
(baglog). Serbuk kayu mengandung beragam zat didalamnya yang dapat memacu
pertumbuhan atau sebaliknya. Zat-zat yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh yaitu karbohidrat
serat dan lignin. Sedangkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan yaitu zat
metabolit sekunder atau yang umum dikenal sebagai getah dan atsiri. Dengan
demikian serbuk kayu yang yang digunakan hendaknya dari pohon tidak bergetah
seperti albasia, randu, meranti dan lain-lain.
Serbuk kayu di Indonesia mudah diperoleh pada pabrik-pabrik
penggergajian kayu. Bahan ini sangat melimpah dan belum banyak dimanfaatkan
walaupun memiliki kegunaan lain seperti pembuatan papan partikel, gerabah atau
genting.
Pemilihan serbuk kayu perlu memperhatikan kebersihan dan
kekeringan. Selain itu serbuk kayu yang akan digunakan haruslah masih segar.
Serbuk kayu yang telah lapuk atau busuk ada kemungkinan membawa kontaminan
seperti bakteri atau cendawan lain.
Serbuk kayu yang berasal dari kayu keras seperti albasia dan
meranti sangat baik untuk mempertahankan bentuk baglog agar tidak berubah.
Serbuk kayu yang tercampur oleh minyak atau oli perlu dihindarkan karena akan
menghambat bahkan membunuh hifa-hifa jamur.
Kapur
Kapur merupakan bahan baku sebagai sumber kalsium (Ca) dan
berguna untuk mengatur tingkat kemasaman (pH) media. Kapur yang digunakan yaitu
kapur pertanian (CaCO3). Kandungan kalsium dan karbonnya sangat
dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur dan sebagai penyumbang nutrisi pada saat
jamur dikonsumsi.
Bekatul
Bekatul merupakan hasil sisa dari penggilingan padi. Apabila
diamati bekatul terdiri dari bubuk dan butiran kecil akibat dari pengupasan
kulit padi, selain itu bekatul mengandung serbuk kulit padi. Bahan ini telah
umum digunakan pada industri peternakan sebagai pakan.
Pada media jamur penggunaan bekatul dimaksudkan sebagai
sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Selain itu vitamin B1 dan B2
juga terkandung didalamnya. Bekatul yang digunakan dapat berasal dari berbagai
jenis padi dan yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan harus yang masih baru
dan belum bau / tengik
Gips
Gips atau CaSO4 digunakan sebagai sumber kalsium
(Ca) dan berguna untuk memperkokoh media baglog. Dalam keadaan kokoh media
tidak akan cepat rusak. Namun penggunaan gips disebut-sebut tidak organik dan
tidak sehat mungkin karena mengandung senyawa SO4, oleh karena itu
gips mulai ditinggalkan oleh petani jamur.
Pupuk
Pemberian pupuk juga merupakan pilihan. Pupuk yang biasa
diberikan yaitu urea dan SP-36. pemberian pupuk dimaksudkan sebagai nutrisi
pertumbuhan jamur dan dapat mempercapat pemanenan. Selain itu ukuran rata-rata
jamur yang dihasilkan lebih besar. Kelemahan hasil jamur yang menggunakan pupuk
yaitu jamur menjadi lebih rentan kerusakan seperti perubahan warna dan masa
simpan lebih singkat. Hal ini disebabkan karena kadar air dalam jamur menjadi
lebih banyak.
Penggunaan pupuk di luar negeri seperti Taiwan dan Malaysia
akhir-akhir ini mulai ditinggalkan. Mereka mulai merubah dan memperlengkap
nutrisi bahan media dengan biji-bijian dan bahan organik lainnya. Mereka yakin
bahwa jamur yang bernilai gizi tinggi akan lebih sehat tanpa menggunakan pupuk.
Jamur tiram putih dengan nama latin Pleurotus ostreatus
merupakan jamur kayu yaitu jamur yang tumbuh di kayu. Jamur ini memiliki nilai
ekonomis tinggi karena dapat dimakan dan memiliki kandungan gizi yang baik bagi
tubuh.
Akhir-akhir ini komoditi jamur konsumsi semakin dilirik
untuk dikembangkan. Dengan memodifikasi lingkungan tumbuh dan medianya
jenis-jenis jamur ini dapat hidup dengan baik dan mendatangkan keuntungan.
Secara budidaya, kita tidak mungkin menanam pada batang kayu
karena akan sangat merepotkan. Oleh karena itu media jamur tiram dibuat untuk
mempermudah, memaksimalkan kualitas dan kuantitas produksi. Media itu kemudian
dibuat dalam kantung-kantung plastik berisi serbuk kayu yang telah dilengkapi
komposisi tambahan (baglog). BAG = kantung dan LOG = kayu berbentuk log atau
silinder
Berikut merupakan media tanam yang dapat digunakan:
Komposisi I
Serbuk gergaji
|
:
|
100kg
|
Bekatul
|
:
|
10kg
|
Kapur
|
:
|
0.5kg
|
Tepung Jagung
|
:
|
0.5kg
|
Air Sumur
|
:
|
45-60% volume
|
TSP
|
:
|
0.5kg
|
Gipsum
|
:
|
0.5kg
|
Komposisi II
Serbuk gergaji
|
:
|
30krg
|
Bekatul
|
:
|
45kg
|
Kapur
|
:
|
12kg
|
Tapioka
|
:
|
15kg
|
Air Sumur
|
:
|
45-60% volume
|
Hal penting yang menentukan keberhasilan media yaitu jenis
kayu. Serbuk kayu albasiah atau sengon sangat baik untuk media. Namun jangan
sekali-kali memakai kayu pinus karena dapat dipastikan tidak akan tumbuh.
Secara sederhana hindari penggunaan kayu yang bergetah.
Kedua komposisi tersebut dapat digunakan dan sifatnya tidak
mutlak. Biasanya masing-masing pembudidaya memiliki komposisi dan idealisme
berbeda.
Komposisi pertama memiliki kelebihan yaitu mempercepat
pertumbuhan jamur, hasilnyapun rata-rata lebih besar dari komposisi kedua.
Keunggulan ini karena pengaruh dari pemberian TSP yang dapat memacu pertumbuhan
misellium.
Akan tetapi komposisi pertama memiliki kelemahan yaitu jamur
yang dihasilkan lebih berair / lebih lunak sehingga tidak dapat bertahan lama.
Hasil komposisi pertama bila dikeringkan rendemennya lebih kecil dibandingkan
komposisi kedua.
Kelemahan yang kedua yaitu jenis media ini membuat jamur
yang dihasilkan tidak organik. Kesadaran masyarakat akan hidup sehat semakin
tinggi, kasyarakat vegetarian akan lebih menghargai keorganikan hasil komposisi
kedua. Jamur tidak organik lambat laun akan kalah saing bila bertarung di pasar
modern dan tentu saja hal ini membatasi ruang gerak pemasaran.
Anda ingin membuat bibit F1 atau bibit F2 jamur tiram?
sebetulnya cara pembuatannya sangat mudah, tidak jauh berbeda dengan membuat baglog jamur tiram.
Aku yakin kalau Anda sudah bisa membuat baglog jamur tiram, pasti
membuat bibit F1 jamur tiram juga akan mudah.
Hal yang perlu Anda ketahui sebelum membuat bibit jamur
tiram yaitu bahwa bibit sangat menentukan tahap-tahap selanjutnya. Bila
Anda membuat bibit F1 jamur tiram, maka tahap pembuatan F2 jamur tiram, pembuatan
baglog jamur tiram atau bahkan perawatan saat growing dipengaruhi
kualitas bibit F1 jamur tiram tersebut.
Tentu menulis artikel “Pembuatan Bibit F1 dan bibit F2 Jamur Tiram”
ini sangat mudah bila dibandingkan praktek membuat bibit jamur itu
sendiri. Jadi Aku Harap Anda tetap berlatih mengasah keterampilan inokulasi
Anda. Jangan protes kalau tidak bisa yah..
Baiklah, aku mulai prosedur pembuatan bibit jamur tiramnya:
Langkah awal, persiapkan dulu alat-alatnya. Standarnya,
alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat bibit jamur tiram yaitu
Autoklaf, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), tabung dan gelas ukur, alat-alat
tanam, bunsen dan keranjang-keranjang. Alat-alat ini ideal untuk membuat bibit,
tapi tentu saja harganya selangit…
Autoklaf
Aku coba baca isi pikiran Anda… Aha… Anda ingin yang skala
rumah tangga yah?? Baiklah, Berikut ini alat-alat yang bisa digunakan untuk membuat
bibit jamur skala rumah tangga:
1.
Presto,
alat ini sebagai penganti autoklaf. sebenernya kalau Anda bisa beli
autoklaf bekas, tetap akan lebih baik memakai autoklaf.
2.
Enkas atau
wadah kaca, alat ini sebagai pengganti LAFC. Mudah kok cara
membuatnya. Anda bisa gunakan akuarium sebagai enkas. Atau bila Anda
pernah punya anak atau lihat bayi tetangga yang baru lahir tentu tahu baby box
yang di rumah sakit untuk bayi prematur, buatlah desainnya seperti itu.
3.
Tabung dan
gelas ukur, kalau yang ini tidak bisa diganti yah, beli saja 1 atau 2
sudah cukup untuk selamanya (kalau tidak pecah hehehe…). Tabung gelas ini
digunakan untuk menakar bahan, tapi… tampaknya alat-alat ini tidak diperlukan
untuk pembuatan bibit F1 dan F2 jamur tiram deh. Kalau membuat bibit PDA sih
iya… hehehe… ya anggap saja pengetahuan
4.
Alat-alat
tanam, ini juga mutlak diperlukan! tapi cuma perlu sudip
saja kok untuk membuat
bibit jamur tiram. Jika Anda sudah bisa membuat
baglog jamur tiram tentu punya alat ini.
5.
Lampu
spiritus, alat ini sebagai penganti bunsen. Bunsen
berfungsi untuk mensterilisasi spatula sebelum penetrasi ke dalam botol
saat memindahkan bibit dari bahan tanam ke media calon bibit jamur tiram.
Sebenarnya bunsen itu ya lampu spiritus, tapi harganya bisa 35-40rb per pcs
kalau beli di toko kimia. Kalau membuat sendiri lampu spiritus dari botol bekas
akan lebih murah, bahkan bisa tanpa mengeluarkan biaya…
6.
Keranjang-keranjang,
ini opsional saja. Tapi dengan adanya keranjang pekerjaan Anda jadi lebih rapi
dan tidak memakan tempat. Pilih keranjang yang sesuai kebutuhan, tidak harus
mahal
Yup, itulah alat-alat yang harus Anda siapkan sebelum mulai membuat
bibit jamur tiram. Silahkan kumpulkan dahulu sebelum aku mulai menulis
artikel lagi tentang bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bibit F1 dan
F2 jamur tiram. Semoga artikel ini dapat membantu
Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan nutrisi untuk
metabokisme dalam tubuh. Nutrisi atau hara yang dibutuhkan yaitu:
v Karbon (C) bersumber dari karbohidrat sebagai unsur dasar
pembentukan sel dan sebagai energi untuk metabolisme. Sumberkarbon diperoleh
dalam bentuk monosakarida, polisakarida, selulosa dan lignin (kayu)
v Nitrogen diperlukan untuk pembentukan protein, lemak dan
berbagai persenyawaan organik. Nitrogen juga berguna untuk mempercepat
pertumbuhan
v Vitamin berfungsi sebagai bahan tambahan atau suplemen
sehingga pertumbuhan jamur menjadi lebih baik. Vitamin yang dibutuhkan oleh
jamur yaitu vitamin B1 dan B12
v Mineral sebagai unsur hara mikro yang berguna sebagai
pelengkap pada jamur. Kebutuhan mineral sudah tercukupi dari media. Penambahan
kapur sebagai pengatur tingkat kemasaman (pH) sekaligus memenuhi kebutuhan
mineral yaitu kalsium (Ca)
pada budidaya
jamur tiram memang menyebalkan. Banyak
uang yang dikeluarkan dan tenaga juga tentunya kalau kontaminasi datang
semuanya akan sia-sia saja. tidak peduli tingkatan mana dalam proses
pembudidayaan jamur tiram, kontaminasi pasti dapat mengencam. mulai dari
pembuatan media PDA, bibit jamur
hingga baglog produksi memiliki peluang yang sama.
Cara mengatasi kontaminasi ada
beragam, ini tergantung dari masing-masing petani. Ada yang menerapkan
pencegahan organik atau kimiawi. Tentu saja yang kimiawi ini perlu dihindari
yah…. karena jamur sangat mudah menyerap senyawa kimia dan dapat terakumulasi
di dalamnya.
Berikut ini beberapa contoh perilaku yang dilarang saat
berbudidaya jamur. Perilaku ini berpotensi menimbulkan kontaminasi, jangan
anggap sepele sesuatu yang kecil dan sederhana karena bisa saja jamur tiram di kumbung
anda luluh lantak tak bersisa.
1. Mencampur stok media lama dengan
yang baru. Anda tidak akan tahu mikroorganisme apa yang sudah bersarang pada
media lama.
2. Menggunakan alas kaki dari luar
areal bididaya. Bisa saja alas kaki yang anda pakai sebelumnya menginjak atau
bersinggungan dengan sumber kontaminsi
3. Menggunakan baju kotor. Pekerja
sering ceroboh ketika bekerja di kumbung, mentang-mentang kerja kasar lantas
baju yang dikenakan tidak pernah dicuci, alasannya simpel karena pakaian
“dinas”… Padahal hal ini berbahaya sekali terutama ketika inokulasi.
4. Makan di areal budidaya. Lah….
tempat makan kan di ruang makan masak di kumbung… atau ruang inkubasi apalagi ruang
inokulasi… kacau dah… gimana kalau nasinya tercecer… jadilah biang kontaminasi,
jamur oncom tumbuh lalu menyerang seisi kumbung…
5. Berbicara / bersin saat
inokulasi. mulut itu sumber bakteri, memang hal ini sangat kecil kemungkinannya
mengakibatkan kontaminasi tapi dari hembusan angin dari mulut tertuju langsung
ke dalam baglog atau bibit jamur. Akibatnya jamur kontaminan yang ada di udara
ikut masuk ke dalamnya.
6. Tidak menggunakan bunsen / api.
Jangan mentang-mentang sudah ahli inokulasi
jamur tiram, tetap saja makhluk kasat mata berpeluang hinggap di alat tanam
lalu masuk ke media saat inokulasi.
7. Menaruh sembarangan alat tanam.
ini tentu sudah jelas maksudnya, apalagi kalau alat tanam tidak pernah dicuci.
8. Menggunakan air kotor. Karena
malas mengambil air yang agak jauh, main ambil saja air terdekat, padahal bisa
saja air itu bekas cuci tangan orang atau lainnya.
9. Membiarkan binatang piaraan
bermain di tumpukan media. Wah… bagaimana kalau “pup” di situ yah…
10. Makan jagung sambil memandangi
jamur tiram di kumbung. awas
tercecer jagungnya atau lupa sengaja dibuang bonggolnya di pojokan kumbung…
bisa bahaya…
10. Menunda memisahkan baglog
kontam. kalau anda tahu ada baglog yang kontam, segera pindahkan saja. buat apa
dipiara kalau beresiko mengkontaminasi yang lain.
nah demikian itu sebagian kecil hal-hal remeh yang bisa
mengakibatkan kontaminasi. sebenarnya perilaku anda atau saya sendiri yang
menyebabkan kontaminasi. ayo berbudidaya lebih rapi, bersih dan teratur…
Posting Komentar