Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakhatuh... AHLAN WA SAHLAN,

sahabatku, mohon maaf jika ada khilaf dalam penulisan blog ini.
Home » » Sa’id Hawwa, Dai Yang Kental Spiritual

Sa’id Hawwa, Dai Yang Kental Spiritual

Written By Rudiya Oktar on Kamis, 11 April 2013 | 06.41



Sakinah-online, Dia adalah Syaikh Sa’id bin Muhammad Daib Hawwa. Dilahirkan di kota Hamat, Suriyah pada tahun 1935 M.
Ibunya meninggal dunia ketika usianya baru 2 tahun, lalu diasuh oleh neneknya. Di bawah bimbingan bapaknya yang termasuk salah
seorang mujahidin pemberani melawan penjajah Perancis, Sa’id Hawwa muda berinteraksi dengan pemikiran kaum sosialis,
nasionalis, Ba’tsi dan Ikhwanul Muslimin. Tetapi akhirnya Alloh memilihkan kebaikan untuknya untuk bergabung dengan ke dalam
Jama’ah Ikhwanul Muslimin pada tahun 1952 M, ketika masih dudul di kelas satu SMA.
Menyelesaikan studinya di universitas pada tahun 1961 M, lalu mengikuti khidmah ‘askariyah (pendidikan militer) pada tahun 1963
M hingga menjadi perwira cadangan. Menikah pada tahun 1964 M, dan dikaruniai empat orang anak.
Ia memberikan ceramah, khutbah, dan mengajar di Syuriah,Saudia, Kuwait, Emirat, Iraq, Yordania, Mesir,Qathar, Pakistan ,
Amerika, dan Jerman . Juga terlibat dalam peristiwa ‘Dustur’ di Suriyah tahun 1973 M. hingga dipenjara selama lima tahun sejak
5/3/1973-29/1/1981. Selama di penjara, ia menulis kitab al-Asas fi at-Tafsir (11 jilid) dan beberapa buku dakwah lainnya.
Pernah diamanahi jabatan pimpinan dalam organisasi Ikhwanul Muslimin di tingkat regional dan internasional. Aktif terlibat dalam
berbagai aktifitas dakwah, politik dan jihad. Pada tahun 1987 M terserang sejenis penyakit parkinson disamping penyakit-penyakit
lainnya, hingga terpaksa harus melakukan uzlah. Pada hari Kamis tanggal 9/3/1989 M, ia meninggal dunia di rumah sakit Islam di
Amman.
Uztadz Zuhair asy-Syawisy di dalam harian al-Liwa’ yang terbit di Yordania, edisi 15/3/`989 M, berkata tentang Sa’id Hawwa:
“ …Alloh telah mentaqdirkan dan tidak ada yang dapat menolak ketentuan-Nya. Berakhirlah kehidupan Sa’id bin Muhammad Daib
Hawwa di rumah sakit Islam Amman siang hari Kamis, awal Sya’ban yang agung 1409 H bertepatan 9/3/1989 M. Dishalatkan setelah
shalat Jumat oleh ribuan jamaah di masjid al-Faiha’ di asy-Syaibani. Dikuburkan di kuburan Sahab selatan Amman. Penguburan
jenazahnya dihadiri oleh banyak orang. Ikut memberikan kata sambutan dalam penguburan jenazah, diantaranya ustadz Yusuf al-
Adzam,Syaikh Ali al-Faqir, penyair Abul Hasan, Syaikh Abdul Jalil Razuq, ustadz Faruq al – Masyuh, dan sastrawan ustadz Abdullah
Thanthawi. Sungguh simpati penduduk Yordania yang kedermawanan mereka kepada orang-orang hidup yang tinggal di negeri
mereka…Kedermawanan dengan tangan dan kebaikan dalam ucapan.
Sesungguhnya Sa’id Hawwa termasuk da’I paling sukses yang pernah saya kenal atau pernah saya baca tentang mereka, karena ia
mampu menyampikan pandangan dan pengetahuan yang dimilikinya kepada banyak orabg. Ia meninggal dunia dalam usia yang relatif
muda, belum melewati usia 53 tahun. Tetapi ia telah meninggalkan karya tulis yang cukup banyak, sehingga oleh banyak orang
dimasukkan ke dalam kategori para penulis kontemporer yang produktif. Adanya perbedaan penilaian tentang buku-bukunya tidak
akan mengubah hakikat ini sama sekali. Saya pernah mengkaji pandangan-pandangannya yang tertuang dalam berbagai bukunya.
Sekalipun pandangan saya demikian ‘membantai’ dan bahasa saya sangat melukai, tetapi ia selalu menerimanya dengan lapang dada.
Saya pernah mengunjunginya di al-Ahsa’ ketika ia menjadi pengajar di al-Ma’had al-‘Ilmi. Saya tidak menemukan perabot di
rumahnya kecuali sesuatu yang dapat memenuhi keperluan seorang yang hidup sederhana. Juga tidak saya temukan pakaian yang
layak dipakai oleh ulama’ dan pengajar di negeri yang panas itu. Baju jubah yang dipakainya dari buatan Hamat yang kasar. Saya terus
mendesaknya hingga ia mau memakai beberapa pakaian putih dan ‘aba’ah (baju luaran) yang layak bagi orang seperti dirinya, tetapi ia
mensyaratkan agar tidak terlalu longgar. Sedangkan makanannya, tidak lebih baik dari pakaian dan perabot rumahnya. Termasuk
dalam kategori ini adalah sikapnya yang ‘mudah’ kepada orang-orang yang menerbitkan buku-bukunya baik yang telah mendapatkan
izinnya atau tidak. Buku-bukunya telah dicetak berulang-ulang—dengan cara halal dan haram --, tetapi saya tidak pernah mendengar
ia mempersoalkan hal tersebut. Ini termasuk bagian dari zuhudnya. Sesungguhnya akhlaq dan toleransi Sa’id Hawwa ini merupakan
kebanggan dan teladan bagi orang lain. Inilah kesaksian yang dapat saya sampaikan.”
Sa’id Hawwa adalah seorang yang berpotensi besar, dinamis, dan pendobrak. Ia tidak pernah kenal menyerah dan bosan. Punya
pengalaman dan kepiawian dalam penulisan. Bisa menyelesaikan satu buku dalam beberapa hari. Punya kecenderungan ruhiyah yang
kental, bahkan terkadang sangat mendominasi. Rasa malu, kelembutan, dan kebaikan hatinya terkadang membuatnya lebih
mengutamakan sikap diam dalam sebagian persoalan yang menuntut musharahah (keterusterangan).
Kami merasa gembira dapat mengunjunginya berkali-kali di Kuwait. Ia menghadiri nadwah (seminar) pekanan yang kami
selenggarakan setiap Jumat sore. Ia ikut berbicara dalam seminar itu dengan pembicaraan yang sangat memikat hati. Tema utama
pembicaraannya berkisar tentang manhaj Imam Hasan Al- Banna dalam memanfaatkan potensi kebaikan yang ada pada diri manusia.
Para da’I harus bisa meningkatkan potensi kebaikan pada jiwa manusia. Mereka harus berbicara kepada hati yang merupakan kunci
hidayah. Jiwa semua manusia mengandung potensi kebaikan dan potensi kejahatan, tetapi dengan tingkatan berlainan. Apabila Alloh
telah memberi taufiq kepada kita untuk meningkatkan potensi kebaikan pada jiwa manusia maka hal ini berarti kita telah mengurangi
potensi keburukan yang ada padanya, karena tazkiyatun nafs merupakan kunci untuk meluruskan suluk (perilaku).

 
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaanNya), maka Alloh mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya. “ (asy-Syams:7-10).
(Diambil dari buku Mensucikan Jiwa - Said Hawwa- terbitan Robbani Press)
Share this article :

Posting Komentar

MENU LASKAR PENA SUKOWATI

KAPAL MAINAN

KAPAL MAINAN
PEMESANAN 081364021104
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Laskar Pena Sukowati - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger